Langsung ke konten utama

Biogenetic Alkaloid Pada Mahluk Hidup



Biogenetic Alkaloid Pada Mahluk Hidup

Negara kita termasuk Negara beriklim tropis yang kaya akan sumber alam terutama tumbuh-tumbuhan yang turun temurun digunakan sebagai ramuan obat. Pada kali ini saya akan membahas mengenai Biogenetic Alkaloid Pada Mahluk Hidup. Biogenetic ialah teknik memanipulasi bahan genetic yang akan merubah informasi herediter sel dan mendorong transfer DNA dari satu organism ke organism lain. Cabang ilmu ini berfungsi untuk mendapatkan obat-obatan dan zat kimia yang memungkinkan penyembuhan suatu penyakit bahkan memperpanjang umur manusia.

Senyawa organic yang paling banyak ditemukan dialam salah satunya ialah alkaloid.
Gambar jenis alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa organic yang bersifat basa atau alkali. Sifat basa ini disebabkan karena adanya atom nitrogen dalam senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis. Pada umunya alkaloid ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa. Hampir seluruh alkaloid terdapat dalam daun tumbuhan yang sepat atau pahit. Selain daun juga terdapat pada akar, biji, ranting dan kulit.
Dari segi biogenetic, alkaloid berasal dari sejumlah kecil asam amino yaitu :
1.     alkaloid alisiklik yang berasal dari asam amino ornitin dan lisin. Contohnya higrin.
2.    Alkaloid aromatic jenis fenilalanin yang berasal dari asam amino fenilalanin, tirosin dan 3,4-dihidrofenilalanin. Contohnya morfin.
3.    Alkaloid aromatic jenis indol yang berasal dari asam amino triptofan. Contohnya harmin.
Nah, yang saya bahas hanya Biosintesis Morfin, senyawa yang sering digunakan sebagai obat bius.

Gambar morfin


Pembentukan senyawa morfin pada tumbuhan melalui beberapa tahapan metabolism, yaitu :
1.     Pembentukan 3,4-dihidroksifenilalanin
2.    Pembentukan dopamine dan 3,4-dihidroksifenilasetaldehida
3.    Pembentukan (S)-Norlaudanosilina
4.    Pembentukan (S)-Retikulina
5.    Pembentukan Thebain
6.    Pembentukan Morfin

Fenilalanin atau tirosin terbentuk dari turunan eritrosa 4P dengan melewati serangkaian tahap metabolism berikut.



Asam Chorismat (4) yang terbentuk selanjutnya mengalami Reaksi Penataan Ulang Cleisen, suhu reaksi perisiklik dimana allyl vinyl ether akan terkonversi mejadi b,g-enone, sehingga membentuk Asam Prefenat (5).

Fenilpiruvat (6) dan 4-hidroksifenilpiruvat  (7) selanjutnya mengalami Transaminasi Reduktif sehingga membentuk fenilalanin (8) dan tirosin (9).



1.     Pembentukan 3,4-dihidroksifenilalanin (10)
3,4-dihidroksifenilalanin (10) terbentuk dari Hidrolisis Tirosin dengan O2 yang melibatkan enzim Tyrosine-3-monooxsigenase, kofaktor tetrahydrobiopterin (THB) dan katalis Fe (II).


2.    Pembentukan dopamine dan 3,4-dihidroksifenilasetaldehida
Sebagian 3,4-dihidroksifenilalanin (10) yang terbentuk dengan adanya basa dan enzim L-DOPA decarboxylase akan membentuk senyawa dopamin (11) disertai dengan pelepasan karbondioksida (CO2)
Sebagian 3,4-dihidroksifenilalanin (10)  lainnya dengan aktivitas enzim 3,4-dihydroxyphenylalanine transaminase dan NAD+ mengalami deaminasi oksidatif membentuk 3,4-dihidroksifenilpiruvat (12) yang selanjutnya dengan adanya basa dan enzim 3,4-dihydroxyphenylpyruvate decarboxylase membentuk 3,4-dihidroksifenilasetaldehida (13) disertai pelepasan CO2.

3.    Pembentukan (S)-Norlaudanosilina (16)
Dopamin (11)  mengalami reaksi kondensasi Mannich dengan 3,4-dihidroksifenilasetaldehida (13) dan adanya enzim (S)-Norlaudanosoline synthase sehingga membentuk (S)-Norlaudanosolina (16)


4.    Pembentukan (R)-Retikulina (17)
(S)-Norlaudanosolina (16) kemudian secara bertahap mengalami 3 kali reaksi metilasi membentuk (S)-Retikulina (S-17) dengan S-Adenosyl methionine sebagai sumber metil dan adanya enzim: (I) (S)-Norlaudanosoline 6-O-Methyltransferase; (II) 6-O-Methyl-(S)-Norlaudanosoline-N-Methyltransferase; dan (III) 6-O-Methyl-(S)-Laudanosoline-4'-O-Methyltransferase.


Diikuti dengan isomerasi (S)-Retikulina (S-17) menjadi (R)-Retikulina (R-17) yang melibatkan  enzim: (I) 1,2-dehydroreticuline synthase; dan (II) 1,2-dehydroreticuline reductase


5.    Pembentukan Thebain (20)
(R)-Retikulina (R-17) yang terbentuk selanjutnya mengalami siklisasi disertai pelepasan H2 dan H2O yang melibatkan suasana asam (H+), NADPH dan tiga enzim, yaitu (I) Salutaridine Synthase; (II) Salutaridine NADPH-7-oxidoreductase; dan (III) Thebain Synthase.


6.    Pembentukan Morfin (23)
Kedua gugus metil pada dua gugus metoksi Thebain didemetilasi dengan bantuan enzim (I) Thebain 6-O-Demethylase; (II) Codeinone Reductase; dan (III) Codeine O-Demethylase sehingga terbentulah MORFIN.







Permasalahan :

1.     Bagaimana cara anda menganalisis proses biosintesis senyawa turunan alkaloid pada mahluk hidup? Jelaskan?

2.    Seperti yang kita ketahui bahwa morfin digunakan sebagai penghilang rasa sakit. Menurut anda bagaimana proses biogenetic morfin sehingga dapat dimanfaatkan dalam dunia kesehatan?

3.    Menurut anda apa yang menyababkan turunan alkaloid berpotensi dalam proses biogenetika?


Komentar

  1. 2. Didalam tubuh khususnya dimetabolisme morfin menjadi morphine-3-glucuronide dan morphin-6-glucuronide. Morfin diberikan secara parenteral dengan injeksi subkutan, intravena maupun epidural. Saat diinjeksikan, terutama intravena, morfin menimbulkan suatu sensasi kontraksi yang intensif pada otot. Oleh karena itu potensi analgesik yang kuat, akhirnya membuat morfin menjadi cara untuk mengatasi kasus nyeri parah dirumah sakit. Sehingga morfin dimanfaatkan dalam dunia kesehatan.

    BalasHapus
  2. no.1 dimana kita dapat mengetahui dengan melakukan reaksi basa schiff dan reaksi mannich.

    BalasHapus
  3. Hr. Yunairccih
    3. Menurut saya Alkaloid ini berpotensi disintesis secara biogenetik karena alkaloid memiliki sifat farmakologi yang banyak sekali manfaatnya bagi makhluk hidup

    BalasHapus
  4. Numpang promo ya Admin^^
    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.club ^_$
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biosintesis Metabolit Primer Dan Sekunder

Biosintesis Metabolit Primer Dan Sekunder Suatu mahluk hidup pasti mengalami proses yang dinamakan metabolisme. Proses pembentukan metabolit (produk metabolisme) dari molekul sederhana menjadi molekul yang lebih kompleks dinamakan Biosintesis. Metabolisme ini dibagi menjadi dua yakni metabolisme primer dan metabolisme sekunder.   Metabolisme primer ialah suatu proses yang esensial bagi kehidupan tumbuhan seperti Respirasi dan Fotosintesis. Sedangakan metabolisme sekunder ialah suatu proses yang tidak esensial bagi tumbuhan. Biosintesis metabolit primer : 1.       Biosintesis karbohidrat 2.       Biosintesis lipid 3.       Biosintesis asam amino dan protein Biosintesis metabolit sekunder : 1.       Jalur asam asetat 2.       Jalur asam sikimat 3.       Jalur asam mevalonat Metabolit sekunder yang terdapat pada bahan alam merupakan hasil metabolit primer yang mengalami reaksi yang spesifik sehingga menghasilkan senyawa senyawa tertentu. Metabolit sekunder iala

Keragaman Dan Keunikan Struktur Kimia Flavonoid

Keragaman Dan Keunikan Struktur Kimia Flavonoid            Pada kali ini pokok bahasan kita adalah Flavonoid. Flavonoid adalah senyawa Fenol yang terdiri dari C6-C3-C6 yang umunya ditemukan pada tumbuhan dalam bentuk Glikosida. Flavonoid termasuk metabolit sekunder yang disintesis dari asam piruvat melalui metabolisme asam amino. Karena Flavonoid merupakan golongan Fenol terbesar maka jika direaksikan dengan basa ataupun ammonia akan mengalami perubahan warna.            Struktur kimia Flavonoid didasarkan pada kerangka C15 terdiri atas 2 cincin benzene yang dihubungkan dengan rantai 3 karbon. Flavonoid merupakan senyawa yang bersifat polar karena tidak memiliki gugus hidroksil yang tersubstitusi oleh karena itu pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi Flavonoid juga merupakan senyawa polar seperti methanol, etanol, aseton dan air. Terdapat sekitar 10 jenis Flavonoid yaitu : 1.       Antosianin Merupakan anggota polifenol yang dapat melakukan mekanisme penang

Potensi pemanfaatan steroid untuk mahluk hidup

Sebelumnya kita telah membahas keragaman dan keunikan struktur dari senyawa steroid.  Yang mana steroid ini terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincik siklo Heksana dan satu cincin siklo pentana. Steroid terdapat dialam dalam jumlah yangvterbatas dan memiliki aktivitas biologis untuk mahluk hidup.  Steroid dapat ditemukan pada hewan, Tanaman tingkat tinggi bahkan pada tanaman tingkat rendah seperti jamur. Pada umunya senyawa steroid ini memiliki beberapa manfaat,  diantaranya : 1. Memperbesar otot 2. Memperkuat otot dan tenaga 3. Memperbaiki otot yang terluka 4. Memadatkan tulang 5. Mengurangi lemak dalam tubuh Turunan steroid 1. Kolesterol Kolesterol sayang dibutuhkan oleh tubuh ketika jumlahnya sesuai.  Umumnya kolesterol ini sebagai prekursor hormon, seerti estrogen dan  tertosteron,  kemudian kolesterol ini juga dapat menjaga cairan sel membran serta berkontribusi dalam pembentukan asam empedu untuk mencerna lemak. 2. Ergosterol Pada umumnya ergoste